Jumat, 17 Agustus 2007

Hâsyim bin Abd' al-ManâfHâsyim bin Abd' al-Manâf
Hâsyim bin 'Abd al-Manâf (Bahasa Arab: هاشم بن عبد مناف) (meninggal 497) adalah pendiri dari Bani Hasyim, dan Datuk dari Nabi Muhammad dan Ali bin Abu Thalib. Nama sesungguhnya adalah Amar dan bergelar Ala. Ia merupakan saudara kembar dari 'Abd asy-Syams.

Silsilah Keluarga


Perebutan Kepemimpinan Mekkah
Setelah meninggalnya generasi pertama dari anak Qushay yaitu 'Abd al-Manâf dan 'Abd al-Dâr, terjadi perebutan kepemimpinan dimana separo kaum Quraisy berdiri di belakang putra 'Abd al-Manâf, Hâsyim, lelaki yang paling terkemuka saat itu, dan menuntut agar pemerintahan dialihkan dari Bani 'Abd al-Dâr ke Bani 'Abd al-Manâf. Mereka yang mendukung Hâsyim dan saudara-saudaranya itu adalah dari Bani Zuhrah, Bani Taim dan seluruh keturunan anak Qushay selain dari anak pertama. Bani Makhzum dan sepupu yang lebih jauh menerima pemerintahan Bani 'Abd al-Dâr.

Kepemimpinan Hâsyim

Selama musim Haji
Sebagai contoh dari kepemimpinan Hâsyim, bilamana tiba bulan Djulhijjah, ia datang ke Ka'bah, bersandar di dindingnya dan mengucapkan kata-kata sebagai berikut:
"Wahai kaum Quraisy, kamu adalah yang paling bijaksana dan paling mulia di kalangan orang Arab. Ras kamu adalah yang terbaik di antara semua ras. Allah Yang Mahakuasa memberikan kepadamu tempat di sisi rumah-Nya sendiri dan telah menganugerahkan kepada kamu kelebihan dalam hal ini di atas seluruh keturunan Ismail."
"Wahai kaumku, berhati-hatilah! Para pengunjung Rumah Allah datang kepada kamu bulan ini dengan kenikmatan luar biasa. Mereka adalah para tamu Allah, dan kewajiban kamu adalah menerima mereka. Ada banyak orang fakir miskin di antara mereka, yang datang dari tempat-tempat jauh. Saya bersumpah demi Tuhan Rumah ini, apabila saya cukup kaya untuk menjamu semua tamu Allah maka saya tidak akan mendesak kamu untuk memberikan bantuan. Namun, sekarang saya menafkahkan semua yang dapat saya nafkahkan, dan apa yang telah saya peroleh dengan jalan halal."
"Saya bersumpah kepada kamu demi kehormatan Rumah ini bahwa kamu tidak boleh menafkahkan, untuk tujuan ini, apa yang telah kamu serobot, atau memberikan atau menafkahkan apa pun secara munafik atau karena terpaksa. Apabila seseorang tak ingin membantu, ia bebas untuk tidak menafkahkan apapun."

Perjanjian dengan pihak asing
Hâsyim membangun dua rute perjalanan kafilah besar dari Mekkah; pada musim dingin, kafilah berangkat ke Yaman dan pada saat musim panas kafilah ke barat laut Arab, dan diantara dua musim itu ke Palestina dan Syria, dimana Syria dan Palestina masa itu merupakan bagian dari kekuasaan Byzantium (masih di bawah Romawi).

Kecemburuan Umayyah terhadap Hâsyim
Umayyah, putra dari 'Abd asy-Syams, merasa cemburu atas kebesaran dan martabat pamannya, Hâsyim. Ia berusaha menarik simpati rakyat kepada dirinya dengan memberikan banyak hadiah, namun meskipun begitu ia tidak dapat mendongkel Hâsyim dari kedudukannya. Sebaliknya usahanya untuk memfitnah dan mencemari pamannya tersebut menambah kehormatan Hâsyim di hati penduduk.

Pernikahan
Kedua rute perjalanan kafilah yang dibangun Hâsyim mengikuti rute minyak wangi kuno; dimana salah satu pemberhentian utama dari kafilah musim panas adalah oasis di Yatsrib, sebelas hari perjalanan unta ke utara Mekkah. Dulu oasis ini dikuasai oleh kaum Yahudi, tetapi sekarang dikuasai oleh suku bangsa Arab dari Arabia Selatan. Dalam masyarakat Arab Yatsrib dikenal tradisi matriakal-dimana pihak perempuan sebagai pewaris utama-, secara kolektif mereka dikenal sebagai Bani Qaylah, merujuk nama leluhur mereka, kemudian mereka terbagi dalam dua suku yang disebut Bani 'Aus dan Bani Khazraj, merujuk kedua putra Qaylah.

Keturunan
Menurut Ibnu Hisham, putra-putranya adalah:
dan putri-putrinya adalah:

Asad bin Hâsyim (Kakek Ali dari pihak ibu)
Abu Saifi bin Hâsyim
Nadla bin Hâsyim
Syaibah bin Hâsyim yang dikenal dengan 'Abd al-Muththalib (Kakek Muhammad dan Ali dari pihak ayah)
Ash-Shifa binti Hâsyim
Khalida binti Hâsyim
Da'ifa binti Hâsyim
Ruqayyah binti Hâsyim
Jannah binti Hâsyim

Tidak ada komentar: